Nama: Indah Utami Lestari
NPM: 23210504
Kelas: 4EB09
PT Media Nusantara
Citra Tbk. memiliki bisnis inti di content dan kepemilikan serta pengoperasian
3 dari 10 TV Free-To-Air nasional di Indonesia. MNC memiliki 3 TV
Free-To-Air (FTA) – RCTI, MNCTV dan GlobalTV – serta channel-channel yang
diproduksi oleh MNC yang disiarkan di TV Berlangganan. Saat ini MNC juga
memiliki basis media dan usaha lainnya yang bertujuan untuk mendukung bisnis
inti MNC. Bisnis pendukung tersebut terdiri dari radio, media cetak, talent
management dan rumah produksi. MNC didirikan pada tanggal 17 Juni 1997 dan
merupakan perusahaan publik yang sahamnya telah tercatat di Bursa Efek
Indonesia (BEI) sejak tanggal 22 Juni 2007 dengan kode saham MNCN. Berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan, maksud dan tujuan dari Perseroan ini
adalah berusaha dalam bidang: perdagangan umum, pembangunan, perindustrian,
pertanian, pengangkutan, percetakan, multimedia melalui perangkat
telekomunikasi lainnya, jasa dan investasi.
1. Faktor penyebab adanya investor asing
Pada umumnya
Faktor yang dapat mempengaruhi investasi yang dijadikan bahan pertimbangan
investor dalam menanamkan modalnya, antara lain : faktor Sumber Daya Alam,
faktor Sumber Daya Manusia, faktor stabilitas politik dan perekonomian guna
menjamin kepastian dalam berusaha, faktor kebijakan pemerintah, serta faktor
kemudahan dalam perizinan.
Faktor yang dapat
mempengaruhi investor asing terkadang berbeda dengan investor domestik atau
dalam negeri. Investor asing biasanya mempunyai kriteria yang lebih tinggi
dalam penanaman investasi pada sebuah perusahaan. Salah satunya perusahaan
dalam negeri yang memiliki investor asing
adalah PT MEDIA NUSANTARA CITRA Tbk (MNCN). Faktor yang menyebabkan
adanya Investor asing yang masuk di PT MEDIA NUSANTARA CITRA Tbk (MNCN) adalah
karena perusahaan tersebut merupakan perusahaan jasa penyiaran dan multimedia
terbesar di Asia Tenggara dimana pada tahun 2012 MNCN adalah yang terbaik dalam
hal produksi program-program TV FTA(free to air), dan konten MNCN masih mengalahkan
channel-channel internasional yang telah lebih dikenal dan disiarkan di layanan
TV berlangganan. Pemahaman MNCN akan pasar media Indonesia mendukung bisnis
inti untuk mencapai peringkat dan pangsa pemirsa yang tinggi dan menghasilkan
marjin keuntungan dan jika dilihat dari ikhtisar keuangannya laba bersih dan
jumlah saham beredar perusahaan ini dari tahun ketahun mengalami peningkatan
cukup signifikan sehingga membuat total investasi juga meningkat walau pernah
ada penurunan pada tahun 2011, tapi pada tahun 2012 investasi meningkat
kembali.
2. Prinsip akuntansi yang digunakan
Sebagai
perusahaan publik, PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNC/Perseroan) senantiasa
menerapkan prinsip- prinsip Tata Kelola Perusahan yang Baik (Good Corporate Governance/GCG):
Transparansi, Akuntabilitas, Tanggung Jawab, Independensi serta Kewajaran dan
Kesetaraan. Penerapan GCG memberikan manfaat bagi Perseroan dan stakeholder dan
oleh sebab itu sepanjang tahun 2012 MNC secara berkesinambungan telah melakukan
upaya untuk memastikan bahwa kelima prinsip GCG telah diintegrasikan di seluruh
kegiatan usaha dan pelaksanaannya mengacu pada pedoman GCG yang dibuat oleh
Komite Nasional Kebijakan Governance.
3. Kantor akuntan dan pendapatnya
Kantor akuntan PT Media
Nusantara Citra adalah Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Rekan. Menurut
pendapat Osman Bing Satrio & Rekan berdasarkan auditnya dan laporan auditor
independen lain tersebut, laporan keuangan konsolidasian menyajikan secara
wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT. Media Nusantara Citra
Tbk dan entitas anak tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, dan hasil usaha, serta
arus kas untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan Indonesia.
4. Struktur Permodalan
Struktur
modal Perseroan terdiri dari pinjaman dan ekuitas. Perseroan dan entitas anak
mengelola risiko modal untuk memastikan kelangsungan usaha, selain
memaksimalkan keuntungan bagi para pemegang saham melalui optimalisasi struktur
modal untuk utang dan ekuitas. Pada khususnya, Direksi Perseroan secara berkala
melakukan kaji ulang atas struktur permodalan Perseroan. Dalam kajian tersebut
Direksi menganalisa biaya permodalan dan semua risiko.
Sumber: